Wednesday, September 29, 2004

meniti hari di depan

hari ini beberapa pekerjaan menyentuh masa depan.
tugas pelayanan ramadhan di salman.., persiapan wisuda, dan berbicara tentang pernikahan dihadapan sekelas mahasiswa. tak ada satupun yang memberi gambaran jelas tentang kualitas diri ini dan kepastian masa depan. tak satu pun. tak ada yang pasti. hanya saja.. ya Tuhan, saya berharap hari-hari ke depan akan menjadi mudah.., dan diri ini menjadi mampu memenuhinya.

hhh.. sedikit rasa gelisah, berbaur dengan pengharapan.
semoga semuanya baik-baik saja.

Monday, September 27, 2004

ada yang hilang?

deg..
rasanya cukup menghentak ketika tersadar..

tadi sore, di kamar, sendiri, mencoba berhenti sejenak untuk overview setelah beberapa hari ini saya merasa kehilangan orientasi. tentu saja saya merasa sangat berkepentingan dengan overview ini, karena ternyata, setelah beberapa hari saya melunasi urusan akademik dengan ITB, saya justru tidak segera dapat bekerja sebaik dulu--ketika keadaan menghimpit menahan langkah dan pikiran untuk bergerak.
beberapa saat semua masih tampak biasa.. tidak ada yg salah rasanya.. tapi mengapa keadaannya seperti ini?

beberapa menit berselang.. hening.. masih tidak mengerti. lalu, meski perlahan, tiba-tiba ada sesuatu yg menghentak di dada. ternyata... ada yang hilang.. : diri didalam jasad ini : diriku sendiri.

masih tampak jelas sebenarnya.. bagaimana itu menghilang.
tapi, bagaimana pun juga, itu sempat membuat hati ini tersirap.. betapa jiwa yang kugenggam bertahun-tahun lamanya.. bisa lepas hanya karena lalai sejenak saja. hari-hari kemarin, memang memaksa diri ini untuk beralih sejenak. dan sepertinya itu cukup untuk membuat tubuh ini lupa akan jiwanya [ada kepengecutan dan kemalasan yang kemudian menghinggapi--seperti benalu di batang pohon].

butuh konsentrasi untuk bisa melepasnya--agar suci kembali jiwa ini. tapi terasa ada sebentuk rasa takut yang mengkeruhkan fikiran, dan menggugupkan. tidak ada pilihan lain : kamikaze : tabrak saja dinding penghalang itu.

doakan saya!

Sunday, September 19, 2004

hening

hari-hari itu sudah lewat.. badai deras itu sudah berlalu.
terima kasih Tuhan untuk kelegaan yang memenuhi batin kedua orangtua dan segenap keluarga.., semua itu sungguh meringankan pundak ini--memberinya kesempatan untuk beristirahat sejenak.

ya, sejenak sudahlah cukup.
setelah ini, banyak jalan yang harus ditempuh. titian hari dalam kelapangan yang lebih di dalam hati. Semoga Tuhan berkenan menganugrahkan kejernihan fikir dan ringannya langkah.. dalam setiap jalan yang harus ditempuhi.

semoga diri ini dapat lebih berbagi dan berarti.