kemarin sore.. hujan turun lebat sekali. Airnya turun deras sekali. dengan kilat guntur menyela sesekali. pepohonan bergoyang diterpa angin berkali-kali.
dan kita pun terpana terpesona dengan dahsyatnya hujan itu.
ya itu hanyalah air. tetapi caranya hadir adalah unjuk kekuatan alam yang membuat manusia takut, takjub, hingga tasbih dan takbir pun terucap.
Di kala lain, sapardi menulis puisi tentang hujan bulan juni yang tabah dengan rintiknya yang ramah.
yah,aku senantiasa menikmati indahnya hujan. ia selalu membawaku pulang ke masa kecilku yang selalu riang dan hangat kala hujan tiba. dengan permainan, dengan keterpesonaan, dan dengan kerinduan padanya yang meruyak pelan dalam dada, di tengah kesendirian.
hujan.. keindahanmu adalah jejak Tuhan di hadapan. terima kasih atas perkenan untuk diri ini menyaksikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Suatu kebenaran yang disampaikan dengan menggebu-gebu, tanpa kerendahan hati apalagi kasih sayang, akan sangat bias dengan ke-ego-an. Dan saat ego manusia meninggi pada saat itulah si anak manusia telah meninggalkan sesembahannya yang sejati, ia tidak lagi menyembah Tuhan yang diketahuinya, namun ia mulai menyembah egonya sendiri, karena ia mulai mengalihkan kepercayaannya pada si ego.
aku juga suka hujan.......
Post a Comment